Dokter Spesialis Anestesi (SpAn)

Anesthesiologists are like no other physicians: we are experts controlling the airway and at emergency resuscitation; we are real-time cardiopulmonologists achieving hemodynamic and respiratory stability for the anesthetized patient; we are pharmacologists and physiologists, calculating appropriate doses and desired responses; we are gurus of postoperative care and patient safety; we are internists performing perianesthetic medical evaluations; we are the pain experts across all medical disciplines and apply specialized techniques in pain clinics and labor wards; we manage the severely sick or injured in critical care units; we are neurologists, selectively blocking sympathetic, sensory, or motor functions with our regional techniques; we are trained researchers exploring scientific mystery and clinical phenomenon.” – dikutip dari buku teks Barash PG, Cullen BP, Stoelting RK. Clinical Anesthesia 5th ed, Lippincott Williams & Wilkins, 2006.

R

Tanggung Jawab Seorang SpAn

pelayanan pra-operasi

anestesi untuk operasi

pelayanan pasca-operasi

terapi nyeri

penanganan pasien kritis

resusitasi jantung paru

Tindakan intervensi nyeri

…..adalah suatu prosedur kedokteran dengan melakukan teknik khusus yang ditujukan ke sumber nyeri, umumnya langsung ke persarafan. Teknik yang dilakukan contohnya injeksi saraf, injeksi epidural, dll. Seringkali disebut juga tindakan minimal invasif, karena tindakan dilakukan dengan luka minimal dengan pembiusan lokal. Dengan teknik tindakan tersebut kemudian dapat dimasukkan obat untuk mengurangi nyeri atau manipulasi saraf (misalnya radiofrekuensi) yang mengurangi rasa nyeri yang dihantarkan oleh saraf tersebut.

Pendidikan Intervensi Nyeri untuk SpAn

Dalam masa studi 4-5 tahun program pendidikan dokter spesialis anestesi, pendidikan nyeri merupakan salah satu pengetahuan dasar yang wajib diketahui. Kata anestesi sendiri diambil dari bahasa Yunani “an” yang bermakna “tidak” + “aesthesis” yang bermakna “merasakan”. Jadi ilmu anestesi yang awalnya dikembangkan dari kebutuhan tindakan pembedahan, memiliki arti “tidak merasakan” , yaitu bagaimana membuat seseorang tidak nyeri saat dibedah. Selama pendidikan tersebut, peserta didik / residen anestesi akan mempelajari teknik-teknik yang memungkinkan pasien tidak nyeri selama pembedahan dan setelah pembedahan, atau dikenal sebagai nyeri akut pasca-operasi. Teknik itu antara lain dapat berupa obat-obatan, anestesi spinal, injeksi epidural, blok saraf, dll. Setelah lulus, dokter tersebut akan bergelar SpAn, spesialis anestesi.

Di Indonesia, seorang SpAn yang tertarik mempelajari ilmu intervensi nyeri dapat melanjutkan pendidikan Fellowship Interventional Pain Management yang dinaungi langsung dari Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif Indonesi selama 1 tahun. Dalam masa belajar ini, peserta didik berfokus mempelajari nyeri kronis, antara lain nyeri pinggang akibat saraf terjepit, nyeri leher, sakit kepala kronis, nyeri kanker, dll serta menajamkan teknik-teknik minimal invasif seperti injeksi sendi, tulang belakang, saraf ganglion, dll. Setelah melewati ujian kompetensi nasional dan dinyatakan lulus, SpAn tersebut akan mendapatkan tambahan gelar FIPM.

Di ranah internasional, ilmu intervensi nyeri sudah lebih dahulu berkembang dan beberapa organisasi internasional menyelenggarakan ujian sertifikasi. Salah satunya adalah World Institute of Pain (WIP) yang berpusat di Budapest, Hungaria. WIP mengeluarkan sertifikat FIPP (Fellowship of Interventional Pain Physician) dan CIPS (Certified Interventional Pain Sonologist). 

Peran dokter spesialis anestesi dalam intervensi nyeri

Teknik spinal, epidural, blok saraf yang dipelajari selama masa studi seorang SpAn adalah salah satu modal penting dalam melakukan tindakan intervensi nyeri. Tetapi dalam menangani nyeri kronis umumnya perlu kerja tim agar dapat diberikan terapi yang komprehensif. Selain dokter spesialis anestesi, tim penanganan nyeri dapat terdiri dari dokter spesialis saraf (SpS), dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (SpKFR), dokter bedah saraf (SpBS) dan dokter bedah ortopedi (SpOT).

What Experts Say About Pain.

Pain treatment is complex and can cause more harm than good if it is not provided by a physician with specific training in pain management.

Pain is universal and provides the main reason why patients seek the aid of the doctor.

– John J. Bonica

As a pain physician, we need a good knowledge of orthopedician, neurologst, rheumatologist, physiatrist, psychiatrist with the skill of anesthesiologist, and neurosurgeon.

– Gautam Das